Pengertian dari sintaks dan semantik
Sintaks mendefinisikan suatu bentuk program yang benar dari suatu bahasa. Semantik mendefinisikan arti dari program yang benar secara sintaks dari bahasan tersebut. Sebagai contoh adalah deklarasi dalam bahasa Cberikut ini:
Int vector[10];
Semantik akan menentukan bahwa deklarasi di atas menyebabkan ruang sebanyak 10 elemen integer diberikan kepada variable bernama vektor. Elemen-elemen array akan ditunjukan dengan indeks I, dari 0 sampai 9. Elemen pertamana array vektor adalah vektor [0]. Contoh yang lain adalah deklarasi berikut ini:
If (a > b) max = a else max = b;
Deklarasi di atas bermakna bahwa ekspresi a > b harus dievaluasi, dan tergantung dari nilai ini, satu dari dari dua statemen dibelakangnya akan dieksekusi. Perhatikan bahwa aturan sintaks memberikan bentuk pada statemen tersebut dimana dengan tepat meletakkan tanda “;” sehingga aturan semanantik dapat mangartikan dengan benar.
Sebenarnya, tidak semua program yang ditulis dengan benar secara sintaks dapat diartikan dengan baik seca-ra semantik. Semantik suatu bahasa membutuhkan semacam ekspresi untuk mengirimkan nilai kebenaran (TRUE, FALSE, NOT, atau nilai integer). Dalam banyak kasus, program hanya dapat dieksekusi jika benar serta mengikuti aturan sintaks dan semantik.
Contoh : A = (A + B) * (C + D)
Parser hanya akan mengenali simbol-simbol ‘:=’, ‘+’, ‘*’, parser tidak mengetahui makna dari simbol-simbol tersebut
Untuk mengenali makna dari simbol-simbol tersebut, maka compiler memanggil routine semantics
Untuk mengetahui makna, maka routine ini akan memeriksa :
a. apakah variabel yang ada telah didefinisikan sebelumnya
b. apakah variabel-variabel tersebut tipenya sama
c. apakah operand yang akan dioperasikan tersebut ada nilainya, dst
d. menggunakan tabel simbol
e. pemeriksaan bisa dilakukan pada tabel identifier, tabel display, dan tabel block
Pengecekan yang dilakukan dapat berupa :
1. Memeriksa penggunaan nama-nama (keberlakuannya)
a. Duplikasi
Apakah sebuah nama terjadi pendefinisian lebih dari 2 kali. Pengecekan dilakukan pada bagian pengelolaan block
b. Terdefinisi
Apakah nama yang dipakai pada program sudah terdefinisi atau belum. Pengecekan dilakukan pada semua tempat kecuali block
2. Memeriksa Tipe
Melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian tipe dalam statement yang ada, misalnya bila terdapat suatu operasi, diperiksa tipe operandnya.
Contoh :
Ekspresi yang mengikuti If berarti tipenya Boolean, akan diperiksa tipe identifier dan tipe ekspresinya.
Bila ada operasi antara 2 operand maka tipe operand yang pertama harus dioperasikan dengan operand yang kedua.
Analisa semantik sering juga digolongkan dengan Intermediate Code yang akan menghasilkan output Intermediate Code.
Syntax-Directed Translation
Kode antara (Intermadiate Code) adalah sebuah representasi yang disiapkan untuk mesin abstrak tertentu. Dua sifat yang harus dipenuhi oleh kode antara adalah :
1. dapat dihasilkan dengan mudah
2. mudah ditranslasikan menjadi program sasaran (target program)
Representasi kode antara biasanya ternentuk tiga alamat (three-address code), baik berbentuk quadruples ataupun triples.
Kode antara (intermediate code) dibentuk dari sebuah kalimat x dalam bahasa context free. Kalimat x ini adalah keluaran dari parser. Kalimat ini tentu saja dapat dinyatakan dalam representasi pohon parsing (parse tree).
Syntax-directed translation adalah suatu urutan proses yang mentranslasikan parse tree menjadi kode antara. Tahap pertama dari pembentukan kode antara adalah evaluasi atribut setiap token dalam kalimat x. Yang dapat menjadi atribut setiap token adalah semua informasi yang dapat disimpan di dalam tabel simbol. Evaluasi dimulai dari parse tree.
Pandang sebuah node n yang ditandai sebuah token x pada parse tree. Kita tuliskan x.a untuk menyatakan atribut a untuk token x pada node n tersebut. Nilai x.a pada node n tersebut dievaluasi dengan menggunakan aturan semantik (semantic rule) untuk atribut a. Aturan semantik ini ditetapkan untuk setiap produksi dimana xadalah ruas kiri produksi. Sebuah parse tree yang menyertakan nilai-nilai atribut pada setiap nodenya dinamakan Annoated parse tree. Kumpulan anturan yang menentukan anturan -aturan semantik untuk setiap produksinya dinamakan syntax-directed definition.
Untuk jelasnya berikut ini adalah sebuah syntax-directed translation yang mentransasikan ekpresi infix menjadi expresi postfix . Ekspresi infix ini dapat dipandang sebagai sebuah kalimat yang dihasilkan oleh parser.
Contoh :
Diketahui :
1. Kalimat x : 9 – 5 + 2
2. Grammar Q = { E → E + T │ E – T │ T, T → 0│1│2│…│9}
3. Syntax-directed definition :
Catatan :
lambang ‘││’ menyatakan concatenation
aturan semantik kedua produksi pertama adalah concate dua operand diikuti sebuah operator
Langkah-langkah translasi
1. Pembentukan Parse Tree
E
E + T
E - T 2
T 5
9
2. Pembentukan Annonated Parse Tree
E = 95 – 2 +
E.t = 95 - + T.t = 2
E.t = 9 - T.t = 5 2
T.t = 9 5
9
Dalam banyak hal, semantik suatu bahasa pemrograman mempunyai banyak potensial, beberapa diantaranya adalah:
a. Standardisasi bahasa pemrograman
Banyak usaha yang dilakukan untuk menstandardisasi bahasa pemrograman seperti FORTRAN, COBOL, dan PL/I untuk lebih memudahkan programmer menggunakannya.
b. Referensi untuk user.
Programmer membutuhkan suatu dokumentasi yang pasti,supaya pengguna dapat mengoperasikan program yang dibuat dengan baik.hal ini tidak akan menjadi masalah ketika pengguna diberi kesempatan untuk bereksperimen dengan program tersebut, dan mengetahui apa yang dikerjakan program.
c. Pembuktian dari program yang benar.
Secara matematis, program tidak mungkin bekerja dan berjalan jika tidak ada semantik.
d. Referensi untuk implementor
Semantik akan mencegah sudatu gaya bahasa yang tidak kompatibel yang diwujudkan dalam suatu implementasi berbeda walaupun dengan bahasa yang sama.
e. Implementasi otomatis.
Suatu tool dapat secara otomatis membuat translasi bahasa yang melebihi parsing. Hal ini dapat dilakukan jika semantik sudah dirumuskan.
f. Pemahaman yang lebih baik dari desain bahasa.
Jika suatu rumusan semantik sulit untuk dideskripsikan secara formal maka rumusan semantik tersebut juga akan sulit digunakan oleh programmer.
Dari pandangan programmer, terdapat dua alasan mengapa perlu memahami suatu desain bahasa pemrograman dengan lebih baik, yaitu:
1. Memahami dengan lebih baik suatu desain bahasa pemrograman berarti membantu menguasai dan menggunakan bahasa tersebut.
2. Memahami dengan lebih baik suatu desain bahasa pemrograman secara detail membantu programmer untuk memperbaiki proses pengembangan program menjadi lebih baik. Selain itu, ada banyak aplikasi pemrograman yang melibatkan desain bahasa pemrograman.
Teknik-teknik Pendeskripsian Semantik Bahasa Pemrograman
a. Operational Semantic
Pendekatan ini mendefinisikan suatu mesin buatan (Abstract) dengan instruksi-instruksi primitif, tidak perlu realistik, tetapi cukup sederhana supaya tidak muncul kesalahpahaman. Deskripsi semantik dari bahasa pemrograman menentukan suatu translasi ke kode.
b. Denotational Semantic
Pada pendekatan ini, diberikan suatu fungsi yang memetakan program-program komputer yang ditunjuk ke dalam bentuk nilai-nilai abstrak secara matematika (angka, nilai, kebenaran, fungsi matematika, dsb).
c. Axiomatic Semantic
Pada pendekatan ini didefinisikan suatu tindakan program yang dibangun dengan properti logika yang menyimpan status komputer sebelum dan sesudah eksekusi.
d. Algebraic Semantic
Pada pendekatan ini dipertimbangkan suatu objek komputasi yang menjadi syarat-syarat dalam aljabar multi-sorted. Program mengimplementasikan fungsi yang dapat diwujudkan dengan suatu persamaan diantara syarat-syarat tersebut.
e. Structured Operational atau Natural Semantic
Seperti dalam pengambilan keputusan secara alamiah dengan logika. Program diberi suatu arti dari aturan yang diturunkan yang menggambarkan penilaian gagasan suatu bahasa.
KODE ANTARA / INTERMEDIATE CODE
Merupakan : hasil dari tahapan analisis, yang dibuat oleh kompilator pada saat mentranslasikan program dari bahasa tingkat tinggi.
Kegunaan :
Untuk memperkecil usaha dalam membangun kompilator dari sejumlah bahasa ke sejumlah mesin, dengan adanya kode antara yang lebih machine independent maka kode antara yang dihasilkan dapat digunakan lagi pada mesin lainnya.
Proses optimasi masih lebih mudah. Beberapa strategi optimasi lebih mudah dilakukan pada kode antara daripada program sumber atau pada kode assembly dan kode mesin.
Bila melihat program internal yang mudah dimengerti. Kode antara ini akan lebih mudah dipahami daripada kode assembly atau kode mesin.
Kerugian :
Bila dilakukan dua kali translasi , membutuhkan waktu yang relatif lama.
2 macam kode antara :
- NOTASI POSTFIX
Pada suatu operasi :
Notasi infix : letak operator berada di tengah
Notasi Postfix : operator diletakkan paling akhir, disebut juga notasi sufix atau reverse polish.
Sintax Notasi Postfix :
Contoh :
1. (a + b) * (c + d) dalam bentuk postfix : ab+cd+*
2. IF <exp> THEN <stmt1> ELSE <stmt2> dalam bentuk postfix :
<exp> <label1> BZ <stmt1> <label2> BR <stmt2>
Arti notasi Postfix :
Jika kondisi ekspresi salah maka instruksi akan meloncat ke label1 dan Menjalankan statement2. Bila kondisi ekspresi benar, maka statement1 akan dijalankan lalu meloncat ke label2.
label1 dan label2 sendiri menunjukkan posisi tujuan loncatan, untuk label1 posisinya tepat sebelum statement2, dan label2 setelah statement2.
BZ : branch if zero (zero=salah), bercabang/meloncat jika kondisi yang dites salah)
BR : branch, bercabang/meloncat tanpa ada kondisi yang dites)
3. IF a > b THEN
c = d
ELSE
c = e
diubah ke postfix :
11 a
12 b
13 >
14 22 {menunjuk label1}
15 BZ
16 c
17 d
18 =
19
20 25 {menunjuk label2}
21 BR
22 c
23 e
24 =
25
Artinya :
- bila ekspresi (a > b) salah, maka loncat ke instruksi no.22
- bila ekspresi (a > b) benar, tidak terjadi loncatan, instruksi berlanjut ke no. 16 sampai 18, lalu loncat ke no.25
- NOTASI N-TUPEL
- Triples notation - Quadruples Notation
Bila pada postfix setiap baris instruksi hanya terdiri dari satu tupel, maka pada notasi tupel N-tupel setiap baris dapat terdiri dari beberapa tupel.
TRIPLES NOTATION (3 tupel)
Contoh : 1. A:=D*C+B/E
Kode antara tripel : 1. *, D, C
2. /, B, E
3. +, (1), (2)
4. :=, A, (3)
2. IF x > y THEN x = a – b ELSE X = a + b
Kode antara triple :
1. >, x, y
2. BZ,(1),(6) {bila kondisi (1) salah loncat ke (6)
3. -, a, b
4. =, x, (3)
5. BR, , (8)
6. +, a, b
7. =, x, (6)
Kekurangan Notasi triples :
Sulit pada saat melakukan optimasi, maka dikembangkan indirect triples yang memiliki 2 list (senarai), yaitu :
- list instruksi : berisi notasi triples
- list eksekusi : mengatur urutan eksekusinya
QUADRUPLES NOTATION ( 4 tupel )
Hasil : temporary variabel yang dapat ditempatkan pada memory atau register. Masalah yang ada bagaimana mengelola temporary variabel (hasil) seminimal mungkin.
Contoh : A:=D*C+B/E
Kode antaranya adalah : 1. *, D, C, T1
2. /, B, E, T2
3. +, T1, T2, A
Komentar
Posting Komentar