TERIK membunyikan suara klakson yang
bersahutan memekakkan telinga. Ribuan kendaraan berbaris, parkir tak
beraturan. Bentak dan gerutu sesekali telontar dari pengendara yang
merasa jatahnya diambil alih angkot yang kejar setoran atau sepeda motor
yang memanfaatkan celah sempit.
Setiap hari, warga kota Jakarta harus merelakan waktunya dihabiskan di Jalan. Dalam situasi inilah warga ibu kota setiap saat berkutat dalam kemacetan
yang menjadi menu sehari-hari mereka.
Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta bukan tanpa usaha untuk menyelesaikan masalah ini. Di
usianya yang baru seumur jagung, pemerintahan daerah pimpinan Gubernur
Joko Widodo (Jokowi) mencoba membuat formula baru dengan menghidupkan
kembali transportasi massal.
Hal ini dalam rangka menarik minat
pengguna kendaraan pibadi yang konon menjadi penyebab kemacetan untuk beralih ke kendaraan umum.
Jokowi kembali menggulirkan proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang
wacananya sudah sempat tersiar di era gubernur-gubenur terdahulu.Selain MRT, Jokowi siap melanjutkan pengerjaan proyek monorail yang kini mangkrak menyisakan "monumen" di bilangan Rasuna Said, Kuningan dan Asia Afrika, Senayan.
Lantas apa sebenarnya penyebab utama kemacetan Jakarta?
Kepadatan penduduk kerap di jadikan kambing hitam sebagai faktor penyebab kemacetan. Ini lantaran jumlah penduduk di Jakarta yang mencapai 9,61 juta jiwa. Faktor berikutnya, tingginya keinginan warga Jakarta dan sekitarnya menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.
kita berharap Jokowi mampu segera membuat
keputusan politik untuk dapat mengimplementasikan program-program yang
digagasnya. Kita sudah bosan dengan rencana. Saat ini, masyarakat
ingin action, apa yang disiapkan untuk bisa wujudkan.
Bila semua rencana Jokowi ini mampu diimplementasikan, saya yakin kemacetan di Jakarta akan berkurang.
Semua warga ibu kota sangat berharap kemacetan ini dapat di selesaikan pemimpin baru Jakarta. Sehingga berbagai kerugian warga Ibu
Kota dapat diminimalisasi. Amin ya Allah!!
Komentar
Posting Komentar