1. Jelaskan tentang perkembangan jaringan computer sebagai sarana yang digunakan dalam proses telematika!
Pertama
adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan
akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah
tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini
dimulai tahun 2000.
a. Periode
Rintisan
Aneksasi
Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977,
pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan
Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik
serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan
dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 olehwarga Prancis.
Mulai tahun
1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun demikian,
dengan perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak
cukupmengindahkan perkembangan telematika.
Memasuki
tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun
demikian, selama satu dasawarsa, learn to
use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan.
Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan
internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya
masih terbatas. Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan
perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada
pangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984.
Setahun
sebelumnya di Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet
diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet
(National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak,
dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet.
Penggunaan
teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim
pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis
pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat olehJhhny
Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”,
“ethernet”, pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya internet
sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun- tahun tersebut, istilah
“unix”, “email”, “PC”, “modem”, “BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata
yang sangat langka.
Periode
rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar
menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an,
teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik
Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta
dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa. Pada pihak
akademisi dan praktisi praktisi IT (Information and Technology), merekam
penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang
akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron
Prayitno), BEMONET (BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta Computer Society – Jim
Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai
penghilang stress dengan milis seperti “JUNK/Batavia”. Di kalangan akademis,
pernah ada UNInet dan Cossy. UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP
yang konon pernah menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan
menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang
akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development Studiesi (IDS) (Syracuse,
1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia, 1989); ISNET (1989); JANUS
(Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking besarnya sampai punya beberapa
geographical relayers; serta tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR.
Jaringan
internet tersebut, terhubungakan dengan radio. Medio tahun 1980 diisi dengan
komunikasi internasional melalui kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas
dengan nama Amatir Radio Club (ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bermodalkan pesawattransceiver HF SSB Kenwood TS 430 dengan computer Apple II,
sekitar belasan pemuda ITB menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia,
agar email dapat berjalan lancar.
b. Periode
Pengenalan
Periode satu
dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan
masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada
awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu,
setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru
dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas
sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet
masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari
sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi
sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia
adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama,
yaitu INDOnet. Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah
mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan
hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan
SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi
telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference,
siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan
pasca kerusuhan Mei 1998. Masa krisis
ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Disaat keterbukaan yang
diusung gerakan moral reformasi, stasiun televise yang syarat informasi seperti
kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun 1998. Sementara
itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus
menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulaibergairahnya usaha pelayanan
komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan
informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21,
menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital
(digital divide).
Pemerintah
yang masih sibuk dengan gejolak politik
yang kemudian diteruskan dengan upaya
demokrasi pada Pemilu 1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait
perkembangan telematika di Indonesia.
Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak
perkembangan politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan
cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama
milis Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan
mailinglist internet terbesar di Indonesia
c. Periode
Aplikasi
Reformasi
yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa
aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi computer,
internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat denganb mudah diperoleh, bahkan
dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah.
Keterjangkauan secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di
era millennium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas,
akan tetapi juga mualai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu
dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang
saling terhubung, dan industri telematika dalam negeri yang terus berkembang.
Awal era
millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan
telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya
formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No.
50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi
Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang
sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai
bidang usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral
Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya,
teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh
hamper seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang
canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga
stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala
tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet
berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu,
internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis. Terkait dengan hal tersebut,
Depkominfo mencatat bahwa sepanjang
tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama
di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun
sebelumnya.
Selain itu,
dilaporkan tingkat kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami
pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna
Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding
tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna 2,5 juta.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di
Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih
intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan
manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun
non- pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama
perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini,
membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan
meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk.
Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Peluang
untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk kekerasan lainnya,
dapat terealisir. Di lain pihak, segi
individualis dan a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat.
Walaupun demikian, masih banyak factor
lain yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tertentu dan factor yang sama
dapat berdampak lain pada lingkungan yang berbeda.
Sejak AS,
sebagai negara yang paling awal mempunyai inisiatif dalam pembangunan
superhighways informasi, meluncurkan The National Infrastructure
Information-nya pada tahun 1991, banyak negara industri lainnya mengikutinya.
Bulan Februari 1996 Inggris dan Jerman memperkenalkan kebijakan-kebijakan
superhighways informasi mereka, yaitu The Information Society Initiative di
Inggris dan program The Info 2000 di Jerman.
Tak lama
kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah mengikutinya, seperti Filipina
dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super Corridor (MSC) dan Singapura
dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia meluncurkan kebijakan
superhighways informasi dengan nama Nusantara 21.
Beda antara
Nusantara 21 dengan kebijakan superhighways informasi negara lain
dapat
dijelaskan oleh 4 hal yaitu :
a. Evolusi Teknologi, Teknologi terus berubah.
Prakiraan perkembangan teknologi di masa mendatang sangat beragam. Di antara
banyak negara tidak ada persetujuan mengenai kebutuhan untuk menghubungkan
dengan kabel tempat-tempat paling jauh. Beberapa pakar berfikir bahwa teknologi
wireless yang didukung oleh satelit dengan orbit rendah mungkin dapat
mewujudkan komunikasi broadband dengan baik. Di Indonesia tampaknya terjadi
evolusi teknologi yang unik. Mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar
tinggal di pedesaan dan banyak yang buta huruf, sehingga tampaknya teknologi
visual dan pembicaraan (speech) akan lebih mendapat tempat di masyarakat daripada
teknologi informasi dengan tulisan (text).
b. Struktur pasar dan strategi industri, Para
aktor strategi industri yang terlibat dalam pembuatan superhighways informasi
tidak tergantung pada negara dimana
mereka tinggal. Strategi-strategi dari para aktor utama dalam industri content
juga menggambarkan ketidakpastian mengenai masa depan peralatan layanan
informasi yang akan digunakan. Karena tergantung struktur pasar, bisa jadi di
masa depan strategi yang tepet berada dalam pilihan alternatif antara lain
multimedia ( seperti CD-ROM, perangkat lunak PC dan piringan video digital)
atau kabel (seperti TV kabel, telekomunikasi kabel dengan serat optic) atau
jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi. Di
Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah urban, suburbia, dan
rural. Untuk urban semua alternatif seperti multimedia, kabel, jejaring,
telekomunikasi dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk daerah suburbia dan rural, tampaknya yang paling
tepat adalah jejaring telekomunikasi dari berbagai teknologi yang sebelumnya
telah ada dan tinggal mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu
Nusantara 21 dipersiapkan mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai
jenis teknologi telekomunikasi.
c. Penyusunan Institusional, Kebijakan –
kebijakan superhighways informasi melibatkan berbagai badan atau agen
pemerintah yang berkoordinasi secara fungsional, sektoral ataupun territorial.
Dalam fungsinya, di AS atau Inggris, pemerintah tidak mengontrol seluruh proses
kebijakan karena telah ada agen-agen regulasi independent. Secara sektoral,
konflik dan persaingan institusional dapat terjadi di antara departemen
pemerintah. Di Indonesia yang berperan dalam N21 merupakan tim yaitu Tim
Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) yang melibatkan banyak menteri sesuai
keppres 30 tahun 1997. Hal ini menunjukkan peran pemerintah Indonesia masih
sangat besar dibandingkan peran swasta, masyarakat dan lain-lain. Adapula
institusi yang lemah posisinya daripada TKTI, yaitu Kelompok Kerja Penyusunan Konsep
Buku Nusantara 21 yang terdiri dari 14 kelompok yang terdiri dari wakil Telkom,
Indosat, dan Universitas.
d. Akomodasi terhadap nilai – nilai nasional,
Walaupun label “masyarakat informasi” yang sama digunakan di berbagai negara,
visi sosial yang dikandungnya memiliki content local yang unik, yang berpijak
pada nilai-nilai sosial dasar masing-masing masyarakat setiap negara. Di
Indonesia, konsep superhighways informasi N21 tidak terlepas dari aspek Wawasan
Nusantara yang heterogen dan Ketahanan Nasional, baik dari segi ekonomi,
sosial, politik, serta pertahanan keamanan, yang telah muncul sejak adanya
konsep satelit. Bahkan N21 sesungguhnya merupakan pemutakhiran dari Palapa,
dengan tetap menggunakan pendekatan pada nilai-nilai yang mempersatukan nusantara. Selain itu, N21
tercakup juga dalam program Multimedia Asia (M2A), program yang bertujuan
mempersatukan wlayah Asia melalui telematika.
e. Interaksi dengan kebijakan-kebijakan publik
lainnya, Melalui tiga analisis yang
umumnya dilakukan di semua negara (daya saing ekonomi, perbaikan kondisi
sosial, liberalisasi telekomunikasi), juga analisis spesifik untuk masing-
masing negara, kebijakan superhighways juga dihubungkan kepada
kebijakan-kebijakan publik lainnya.
Di
Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan kebijakan – kebijakan mengenai daya
saing ekonomi masyarakat Indonesia menghadapi pasar global, kebijakan
pengurangan kesenjangan antara lapisan sosial ekonomi, kebijakan pertumbuhan
industri nasional khususnya industri teknologi telekomunikasi, kebijakan
perbaikan kondisi sosial masyarakat, kebijakan peningkatan pendidikan dan
pengajaran serta kebijakan melestarikan kebudayaan nasional.
Sedangkan
mengenai kebijakan liberalisasi telekomunikasi tampaknya tidak terlalu mendapat
dukungan. Swasta dilibatkan tetapi masih terbatas. Tetapi yang tampaknya
terpenting dan khas dari N21 adalah interaksinya dengan kebijakan persatuan dan
kesatuan Indonesia dan pertahanan keamanan yang sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional
Ragam Bentuk
Telematika
Ragam bentuk
yang akan disajikan merupakan aplikasi yang sudah berkembang diberbagai sektor,
maka tidak menutup kemungkinan terjadi tumpang tindih. Semua kegiatan dengan
istilah work and play dapat menggunakan telematika sebagai penunjang kinerja
usaha semua usaha dalam semua sektor, sosial, ekonomi dan budaya. Bentuk-brntuk
trsebut adalah.
1. E-goverment
E-goverment
dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di
Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu
Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas
mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi dan inisiatif untuk
menigkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia,
serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya.
Tim tersebut
memiliki beberapa terget. Salah satu targetnya adalah pelaksanaan pemerintahan
online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment,
pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya
adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah,
dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja.
E-goverment
juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintah dan
masyarakat, tetapi juga antar sesama unsur pemerintah dalam lingkup nasional,
bahkan intrernasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota,
telah memiliki situs online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin
Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau
instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.
2. E-commerce
Prinsip
e-commerce tetap pada transaksi jual beli.
Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai
dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak,
mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim.
Luasnya
wilayah e-commerce ini, bahkan dapat meliputi perdagangan internasional,
menyangkut regulasi, pengiriman perangkat lunak (soft ware), erbankan,
perpajakan, dan banyak lagi. E-commerce juga memiliki istilah lain, yakni
e-bussines. Contoh dalam kawasan ini adalah toko online, baik itu toko buku,
pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak
bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller
Machine – Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.
3. E-learning
Globalisasi
telah menghasilkan pergeseran dalam dunia pendidikan, dalri pendidikan tatap
muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Di Indonesia
sudah berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarah jauh (distance
lesrning) dengan media internet berbasis web atau situs.
Kenyataan
tersebut dapat dimungkinkan dengan adanya teknologi telematika, yang dapat
menghubungkan guru dengan muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya. Melihat
hasil perolehan belajar berupa nilai secara online, mengecek jadwal kuliah, dan
mengirim naskah tugas, dapat dilakukan.
Peranan web
kampus atau sekolagh termasuk cukup sentral dalam kegiatan pembelajaran ini.
Selain itu, web bernuansa pendidikan non-institusi, perpustakaan online, dan
interaksi dalam group, juga sangatlah mendukung. Selain murid atau mahasiswa,
portal e-learning dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang
faktor jenis usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
Hampir
seluruh kampus di Indonesia, dan beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA), telah
memiliki web. Di DKI Jakarta, proses perencanaan pembelajaran dan penilaian sudah
melalui sarana internet yang dikenal sebagai Sistem Administrasi Sekolah (SAS)
DKI, dan ratusan web yang menyediakan modul-modul belajar, bahan kuliah, dan
hasil penelitian tersebar di dunia internet.
Bentuk
telematika lainnya masih banyak lagi, antara lain ada e-medicine, elaboratory,
e- technology, e-research, dan ribuan situs yang memberikan informasi sesuai
bidangnya. Di luar berbasis web, telematika dapat berwujud hasil dari kerja
satelit, contohnya ialah GPS (Global Position System), atau sejenisnya seperti
GLONAS dan GALILEO, Google Earth, 3G, dan kini 4G, kompas digital, sitem
navigasi digital untuk angkutan laut dan udara, serta teleconference.
2. Jelaskan tentang
perkembangan Teknologi Wireless yang Meliputi Hardware, Sistem Operasi, dan
Program Aplikasi yang Digunakan pada Perangkat Wireless!
Pada tahun
1997 IEEE membuat suatu spesifikasi/standar WLAN yang pertama dengan kode IEEE
802.11 (bekerja pada frekuensi 2.4 GHz). Standar ini diciptakan oleh Komite
IEEE (kode IEEE 802) yang menangani standardisasi jaringan LAN/MAN. Hanya
sayang kecepatan komunikasi datanya baru 2 Mbps. Oleh karena itu, pada tahun
1999 muncul spesifikasi baru bernama 802.11b dimana tipe ini bisa mencapai data
rate 11 Mbps. Namun, ada satu kelemahan dari tipe ini, yaitubanyak alat-alat
lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi ini 2.4 GHz (misal:
cordless phone, microwave oven, dll.). Jadi, sangat mungkin terjadi
Interferensi yang akan menggangu performa WLAN tipe ini.
Perubahan
dan spesifikasi baru yang lebih mumpuni pun bermunculan. Misalnya, tak lama
setelah tipe 802.11b, IEEE membuat spek baru 802.11a yang menggunakan frekuensi
5 GHz dan data rate mencapai 54 Mbps. Kemudian pada tahun 2002, muncul 802.11g
yang menggabungkan kelebihan pada 802.11b dan 802.11a.
Tipe ini
bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal
54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, artinya pemakaiannya dapat
saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan LAN card
802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.Pada tahun
2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b dan 802.11g.
Teknologi ini dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output)
merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi
Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”. Lebar
frekuensi tipe 802.11n ini 2.4 GHz dengan data rate mencapai 100Mbps. Daya
tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas
sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati.
Hardware
yang digunakan pada wireless
a. Hardware
Access Point + plus
Perangkat
standard yang digunakan untuk access point. Access Point dapat berupa perangkat
access point saja atau dengan dual fungsi sebagai internal router.
b. PCMCIA
Adapter
Alat ini
dapat ditambahkan pada notebook dengan pada PCMCIA slot. Model PCMCIA juga
tersedia dengan tipe G atau double transmit.
c. USB
Wireless Adaptor
Alat ini
mengambil power 5V dari USB port. Untuk kemudahan USB WIFI adapter dengan
fleksibel ditempatkan bagi notebook dan PC.
d. USB
Add-on PCI slot
Perangkat
ini umumnya diberikan bersama paket mainboard untuk melengkapi perangkat WIFI
pada sebuah computer. Sama kemampuannya dengan PCI card wireless network tetapi
mengunakan jack USB internal pada mainboard termasuk pemakaian power diambil
dari cable tersebut.
e. Mini PCI bus adapter
PCImini bus
adalah slot PCI yang disediakan pada notebook dan pemakai dapat menambahkan
perangkat seperti WIFI adaptor didalam sebuah notebook.
f. PCI card
wireless network
PCIcard
Wireless network dapat juga berupa sebuah card WIFI yang ditancapkan pada slot
computer atau dengan mengambil power dari USB tetapi dipasangkan pada PCI slot.
Perangkat Wireless network dapat juga diaktifkan menjadi Access point.
Perangkat jenis PCI card dipasangkan permanen pada sebuah desktop PC.
Software yang digunakan pada wireless
a. Wireless
Wizard
Meningkatkan
keandalan dan penggunaan dari setiap WiFi, WiMAX, LTE, 3G atau jaringan data
nirkabel.
b. Easy wifi
radar
untuk
menemukan dan terhubung untuk membuka jalur akses nirkabel dengan mouseclick
tunggal. Terhubung ke hotspot gratis tanpa kerumitan.
c. Advanced
port scanner
dapat
memindai port sangat cepat, berisi deskripsi untuk port umum, dan dapat
melakukan scan pada rentang port yang telah ditentukan.
Pada
dasarnya, fitur layout telematika terbagi 6 macam fitur layanan antara lain :
Head Up
Display System
Head Up
Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa
mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang
biasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan
kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke
arah bawah bagian instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan
militer (kayaknya jaman dulu sampe sekarang teknologi itu dipakai militer dulu
baru di kasih ke orang sipil, trus kapan orang sipil bisa punya teknologi?),
sekarang HUD telah digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang bermotor dan
aplikasi lainnya.
Tangible
User Interface
Tangible
User Interface, yang disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat
berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial
Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI
ialah Hiroshi Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin
Tangible Media Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible
bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat
bit dapat dimanipulasi dan diamati secara langsung.
Computer
Vision
Computer
Vision (komputer visi) merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang
melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang
digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasi
dari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan
video, pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari
hasil pemindaian medis.
Browsing
Audio Data
Browsing
Audio Data merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing
video / audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera. Jaringan video / audio
metode browsing mencakupi langkah-langkah sebagai berikut :
– Menjalankan sebuah program aplikasi
komputer lokal untuk mendapatkan kode
identifikasi
yang disimpan dalam kamera IP
– Transmisi untuk mendaftarkan kode
identifikasi ke DDNS ( Dynamic Domain Name
Server) oleh
program aplikasi
– Mendapatkan kamera IP pribadi alamat
dan alamat server pribadi sehingga pasangan
IP kamera
dan kontrol kamera IP melalui kamera IP pribadi alamat dan alamat
server
pribadi
– Compile ke layanan server melalui
alamat server pribadi sehingga untuk
mendapatkan
video / audio data yang ditangkap oleh kamera IP, dimana server
layanan
menangkap video / audio data melalui Internet.
Speech Recognition
Dikenal juga
dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal
suara komputer (computer speech recognition). Merupakan salah satu fitur
antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan (hebat, padahal kalo
lagi di dikte sama dosen juga kita bisa ngubah suara jadi tulisan). Istilah
‘voice recognition’ terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition
dimana sistem pengenal dilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada
kasus perangkat lunak untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat
aspek dari pengenal pembicara, dimana digunakan untuk mengenali siapa orang
yang berbicara, untuk mengenali lebih baik apa yang orang itu bicarakan. Speech
recognition merupakan istilah masukan yang berarti dapat mengartikan
pembicaraan siapa saja.
Speech
Synthesis
Speech
synthesis merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer
yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan
pada perangkat lunak dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS)
merubah bahasa normal menjadi pembicaraan.
Penggambaran
Fitur Layout Telematika :
Sumber :
http://code86.wordpress.com/2009/11/19/layanan-interface-dan-fitur-fitur-telematika/
http://david-laisina.blogspot.co.id/2012/01/jelaskan-gambarkan-fitur-layout.html
Komentar
Posting Komentar